Translate

Kamis, 20 Maret 2014

Jatuh Cinta (Lagi)


February, 14th 2014
09.21 PM

Jatuh Cinta dengan segala hal di depan mata
Ini tidak kaitannya dengan Valentine Day, karena saya adalah orang yang tidak merayakan hari tersebut. Tetapi, hari ini saya ingin menyatakan ke seluruh dunia kalau saya jatuh cinta dengan semua hal yang sangat sederhana. Jatuh cinta yang tidak rumit sama sekali. Jatuh cinta yang hanya melibatkan satu orang, tanpa perlu mengharapkan balasan dari pihak lain.
Ya ini jatuh cinta yang sangat berbeda. Saya tersenyum ketika membayangkan hal yang telah dilakukan dan didapat selama ini. Saya selalu bersemangat menyambut setiap hari disini, karena tidak sabar menunggu kejutan yang akan didapat setiap harinya.
Dalam perjalanan cinta kali ini objek selalu saya nantikan adalah alam, perjalanan, dan anak-anak. Ya objek-objek tersebut yang membuat saya berani jatuh cinta dengan sadar. Jatuh cinta pada hal tersebut pernah saya rasakan ketika membaca Buku De Journal memoar perjalanan seorang perempuan keliling Indonesia mengendarai motor.  Ketika membaca buku tersebut saya hanya bisa membayangkan jatuh cinta terhadap hal-hal tersebut. Tetapi sekarang saya mengalaminya sendiri dan hal tersebut sangat indah untuk dirasakan. Ada satu kalimat di buku tersebut yang menarik bagi saya, yaitu “Aku akan mencari cinta, melihat cinta, dan berbuat sesuatu untuk cinta”.
Pencarian cinta kali ini akan sangat menarik, karena saya melakukannya tanpa disadari. Saya seperti melebur dalam perasaan cinta tersebut untuk menemukan sosok cinta lainnya yang terangkum dalam 3 hal tersebut. Saya selalu bersemangat menyambut hari-hari untuk menemukannya.
Ketika malam datang saya tidak sabar menunggu subuh untuk mandi. Kenapa? Karena ketika cuaca cerah saya bisa menikmati bintang fajar yang sangat indah dan bulan menghilang dari pandangan mata di kaki-kaki langit. Bayangkan saja bulan yang selama ini terasa sangat jauh dari pandangan mata saya, tiba-tiba ketika disini bulan beserta langit jaraknya sangat dekat dengan mata saya. Hal ini merupakan anugrah yang sangat luar biasa, bagi saya yang sangat mencintai langit malam. Ketika bulan jatuh perlahan-lahan ketika subuh, tiba-tiba dari arah yang berlawanan sang matahari dengan semangatnya menyemburkan sinar jingga ke bumi, sehingga fajar menjadi terasa sangat indah di subuh tersebut. 

Pemandangan Fajar di depan rumahku
Itu baru cerita fajar, bagaimana dengan cerita senjanya? Disini cukup duduk di beranda rumah panggung saya, bisa menikmati sunset yang jatuh ke perut bumi. Sinar jingga dan bulat sempurnanya selalu bisa membuat saya bersyukur berada disini. Siang hari juga memberikan cerita yang berbeda. Seperti siang ini saya menelusuri sungai di Kalimantan yang terkenal besar dan dalam menggunakan perahu. Kami memancing di sungai dari atas perahu, menelusuri semak-semak di sepanjang aliran sungai serta pohon-pohon yang menjuntai ke air. Ketika melewati pohon dan semak tersebut, saya merasa mereka yang tinggal disini sangat beruntung diberikan alam yang indah. Oh tuhan saya benar-benar jatuh cinta dengan alam ini.
Kudayung-dayung perahu di sungai
Pencarian cinta terhadap alam ini bisa saya dapat melalui perjalanan. Perjalanan kali ini akan saya beri nama dengan perjalanan kehidupan. Di perjalanan ini mengharuskan saya belajar lebih banyak tentang kehidupan, tentang proses jatuh cinta terhadap berbagai hal yang disuka maupun tidak suka. Jatuh cinta kepada perjalanan tidak saya maknai seberapa banyak tempat yang mampu saya kunjungi, tetapi lebih ke teman perjalanan. Perjalanan kali ini melibatkan banyak sekali orang yang bergabung dengan pencarian saya. Mereka mempunyai karakter yang berbeda, tetapi satu yang saya harapkan saya ingin menemukan seseorang yang mampu mengimbangi saya di perjalanan kali ini. Sehingga, cinta saya terhadap perjalanan menjadi utuh.
Bersama wajah-wajah polos nan ceria imi
Kemudian objek cinta terakhir yang membuat saya selalu menantikan hari-hari untuk bertemu dengan mereka adalah anak-anak. Anak-anak mempunyai jiwa tidak bisa digambarkan dengan kata-kata karena kepolosan yang mereka miliki. Mereka mengajarkan banyak hal kepada saya. Secara tidak langsung mereka mengajarkan saya untuk memiliki hati yang hangat. Saya harus benar-benar memberikan seluruh hati kepada mereka, jika ingin memahami mereka. Senyum mereka menyambut saya setiap pagi di sekolahan telah mulai meruntuhkan dinding hati yang dingin. Saya butuh mereka untuk mencintai dengan tulus. Terima kasih tuhan untuk 3 cinta ini.
                                                                                                            RN

Pemimpin Dirinya Sendiri


February, 11st 2014
09.04 PM

 
Pengajar Muda 7 Kab. Paser

Menjadi Pengajar Muda itu harus merelakan waktunya selama 1 tahun 2 bulan bersama orang lain dalam sebuah kelompok. Kelompok yang benar-benar harus bergerak bersama dalam sebuah ikatan keluarga. Keluarga yang akan berbagi masalah kehidupan yang di dalamnya tidak ada orang tua yang mengatur kita, tetapi saudara seumuran yang dengan caranya masing-masing mengatur setiap individu yang berada di dalam keluarga tersebut.
Hal tersebut merupakan sesuatu hal baru bagi saya. Saya tidak terbiasa berada dalam kelompok yang seumuran dengan saya. Kelompok yang harus saya anggap keluarga baru yang setiap individu di dalamnya memiliki karakter yang berbeda, yang merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri. Coba bayangkan seseorang yang biasanya memimpin dirinya sendiri sekarang harus merelakan hidupnya berbagi pimpinan dengan keluarga barunya.
Berapa banyak terjadi pergolakan ego dan batin ketika pemimpin dipimpin oleh banyak orang dalam suatu keluarga. Pemimpin ini menolak untuk dipimpin oleh banyak orang. Tetapi, hal itu bisa dilakukannya, dia harus mengikuti peraturan keluarga barunya. Dia harus mau dipimpin oleh banyak orang dalam keluarga barunya. Disini, sang pemimpin sedikit demi sedikit mencoba mengurangi egonya, berusaha membuka diri untuk keluarga barunya dengan penuh kehangatan.
Ternyata pemimpin tersebut susah sekali untuk membuka diri dan berbagi kehidupan dengan keluarga barunya. Ada pergolakan batin lagi dalam jiwa si pemimpin. Kenapa pemimpin ini harus berbagi kehidupan dengan keluarga barunya, jika itu bukanlah sesuatu hal yang penting. Pemimpin mencoba tidak terlalu menerima kehangatan keluarga barunya, dia mencoba menjaga sikap dan menutup hatinya bagi keluarga barunya.
Pemimpin tersebut ternyata merasa tidak nyaman juga melakukan sendiri semua. Pemimpin ini mencoba merefleksikan dirinya dalam keluarga tersebut. Akhirnya pemimpin ini menemukan jawabannya, “Ini adalah impian saya sejak dahulu, sekarang ketika impian saya  terwujud, saya harus melebur dengan hangat ke dalam lingkungan keluarga baru ini”.
Keinginan tersebut dirasa oleh pemimpin tersebut. Lagi dia mencoba membuka hatinya untuk berbagi dengan orang lain. Pemimpin tersebut mencoba memperluas zona nyaman yang dimiliki oleh pribadinya. Walaupun hal itu dirasa susah oleh pemimpin tersebut, tetapi dia tetap mau belajar terus setiap hari. Dia belajar menerima orang lain dengan semua kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Dia mulai mengajak mengobrol beberapa keluarga barunya agar bisa melebur dalam keluarga barunya tersebut.
Mengapa pemimpin tersebut mau bersusah payah membuka hatinya untuk keluarga barunya? Ternyata pemimpin tersebut bekerja di ranah yang diimpikan olehnya sejak zaman kuliah dulu dan ranah kerjanya juga diimpikan oleh ribuan pemuda di negeri ini. Sekarang pemimpin tersebut masih terus belajar untuk menerima orang lain dalam kehidupannya. Walaupun pemimpin tersebut mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan, tetapi dia tidak bisa untuk menerima orang-orang tersebut dalam kehidupannya. Hanya beberapa orang yang bisa memasuki kehidupan pemimpin tersebut.
Sekarang pemimpin tersebut membiasakan dirinya untuk diatur dan mengatur pribadi-pribadi yang ada di dalam kelompoknya. Pemimpin tersebut berbagi senyum, lelah, kerja, pemikiran, dan semua hal dengan keluarga barunya. Hal ini merupakan suatu kemajuan yang cukup bagus yang dirasakan oleh pemimpin tersebut. Pemimpin ini merelakan hidupnya bergabung dengan sesama pemimpin yang berusia sama yang minim pengalaman.
Pemimpin ini diajarkan untuk mandiri beradaptasi dengan keluarga barunya ini. Pemimpin ini tidak bisa memaksakan kehendaknya lagi. Pemimpin ini benar-benar belajar keras, karena dia tidak ingin mengecewakan keluarga barunya. Pemimpin ini selalu meminta saran kepada beberapa orang yang mulai dipercayai di keluarga barunya tersebut.
Benar-benar perubahan luar biasa yang dialami oleh pemipin tersebut. Ternyata ranah pekerjaan yang diimpikannya sebagai Pengajar Muda memberikannya banyak hal baru bagi kehidupannya. Disini pemimpin tersebut yang notabenenya adalah sebagai pengajar ternyata dia yang banyak belajar disini. Banyak hal sederhana yang ditemuinya disini yang tidak pernah diperhatikan oleh pemimpin tersebut. Semoga semakin banyak hal-hal yang baru yang ditemui oleh pemimpin ini selama masa penugasannya. Sehingga, pemimpin ini menjadi lebih baik setiap harinya.
Catatan ini merupakan refleksi diri sang Pengajar Muda sebagai pemimpin bagi dirinya sendirinya. Catatan ini dibuatnya di hari ke-104 menjadi seorang Pengajar Muda. Pelajaran kehidupan tentang zona nyaman dan berbagi hati menerima orang lain yang menjadi perhatian khusus bagi pemimpin ini.

                                                                                                                        RN