Translate

Selasa, 10 Februari 2015

Mengapa Tuhan harus Ada?



February 9th, 2015

Sebuah pertanyaan yang berujung kepada sebuah perenungan semalamam mengenai kehadiran tuhan. Tuhan sesuatu yang kita yakini ada, tetapi dia tidak bisa kita lihat kehadirannya. Tetapi, mengapa kita percaya dia ada?

Jika dianalogikan menurut saya tuhan seperti orang tua yang melahirkan kita. Saat ini mungkin kita sendirian menjalani kehidupan tanpa kehadiran orang tua di dekat kita. Walaupun sendirian kita merasa orang tua hadir di sekitar kita. Kita merasa mereka seperti mengawasi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Mereka yang selalu memberikan wejangan mengenai kehidupan ketika bertemu secara nyata. Mereka yang selalu menunjukkan mengenai hal baik dan buruk dalam kehidupan. Berkat wejangan dan cerita mereka kita melangkah menapaki kehidupan ini sendirian.

Wejangan mereka menemani setiap langkah kita. Ketika tergoda ingin melakukan hal negatif, tiba-tiba kita ingat wajah orang tua yang selalu memberikan wejangan kepada kita. Sehingga, keinginan untuk melakukan perbuatan negatif ditunda. Ketika, kita dilanda kebaikan hal yang terlintas pertama dalam benak kita adalah ini berkat orang tua kita yang telah melakukan kebaikan kepada orang lain. Atau ketika kita melakukan kebaikan, hal yang teringat di benak kita adalah bagaimana orang tua kita mengajarkan untuk selalu berbuat baik terhadap lingkungan sekitar.

Namun, adakalanya kadang kita tergoda melanggar sedikit segala wejangan dari orang tua hanya untuk menuntaskan rasa penasaran. Hal yang kita yakini bahwa orang tua kita tidak akan melihat perbuatan yang kita lakukan. Tetapi, nyatanya ketika kita telah mengerjakan perbuatan jelek tersebut kita merasa bersalah dengan orang tua, padahal mereka tidak melihat kita. Akhirnya yang bisa kita lakukan menyesali perbuatan kita dan mengaku kepada orang tua serta meminta maaf kepada mereka.

Orang tua kita mungkin tidak berada di radius yang bisa kita jangkau, tapi kehadiran mereka bisa kita rasakan. Begitu juga dengan Tuhan, kita sama sekali tidak bisa melihat dia, tapi kita merasa dia selalu hadir menemani kita.

Bagaimana cara pembuktiannya? Sederhana saja untuk membuktikan kehadiran tuhan di sekeliling kita. Ketika kita melakukan kewajiban yang diperintahkannya. Bukannya kita bisa dengan gampang meninggalkannya, tapi ternyata kita tetap melaksanakannya. Kenapa? Alasannya karena kita takut, tuhan membalas hal jelek ketika kita tidak menjalankan kewajiban yang diperintahkannya.

Kadangkala kita tergoda untuk tidak menjalankan kewajiban yang diperintahkannya, namun ketika kita melakukannya kita tetap menyadari kelalaian yang telah dilakukan dan berusaha untuk memperbaikinya di masa yang akan datang. Kehadiran tuhan juga bisa dirasakan dengan melihat kita dibebaskan untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan selama masih sesuai dengan batasan-batasan yang telah diberikannya melalui al-qur’an dan hadist. Ya Tuhan menemani dan menjaga kita melalui 2 perkara tersebut, sama halnya dengan orang tua kita yang menemani dan menjaga kita melalui wejangannya.

Masih jugakah kita mempertanyakan kehadiran tuhan? Telah tampak bukti nyata kehadirannya. Kita melakukan kegiatan sehari-hari, merasakan namanya cinta, mencintai, membenci, tersenyum, dan lainnya berkat anugrahnya yang memberikan kita otak yang berpikir, perasaan, dan keyakinan terhadapnya.

Kehadiran tuhan membebaskan kita untuk melakukan segala hal yang kita dan tuhan yakini terbaik untuk diri kita. Tetapi kita secara tidak sadar kita diberi batasan untuk mengetahui segala hal. Lihat disekeliling kita, apakah kita mengetahui hal yang sama dengan adik, sahabat, teman kita? Jawabnya tentu tidak. Jika kita mengetahui hal yang sama tentu tidak akan terjadi diskusi yang hangat, perdebatan yang menyenangkan serta menjengkelkan. Bisa dilihat begitu indahnya tuhan mengatur perbedaan kita.

Kehadiran tuhan membuat kita merasa hidup dan mengerti ada tujuan yang ingin kita tuju di dunia ini melalui kebaikan-kebaikan dan kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan. Begitu juga kehadiran orang tua membuat kita mengerti tujuan kita dan selalu merindukan namanya rumah. Sedangkan kehadiran tuhan membuat kita mengerti bahwa akan selalu ada rumah yang menampung kita di dunia ini.

                                                                                                                        RN