February 9th, 2015
Sebuah pertanyaan yang berujung kepada
sebuah perenungan semalamam mengenai kehadiran tuhan. Tuhan sesuatu yang kita
yakini ada, tetapi dia tidak bisa kita lihat kehadirannya. Tetapi, mengapa kita
percaya dia ada?
Jika dianalogikan menurut saya tuhan
seperti orang tua yang melahirkan kita. Saat ini mungkin kita sendirian
menjalani kehidupan tanpa kehadiran orang tua di dekat kita. Walaupun sendirian
kita merasa orang tua hadir di sekitar kita. Kita merasa mereka seperti mengawasi
kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Mereka yang selalu memberikan wejangan
mengenai kehidupan ketika bertemu secara nyata. Mereka yang selalu menunjukkan
mengenai hal baik dan buruk dalam kehidupan. Berkat wejangan dan cerita mereka
kita melangkah menapaki kehidupan ini sendirian.
Wejangan mereka menemani setiap langkah
kita. Ketika tergoda ingin melakukan hal negatif, tiba-tiba kita ingat wajah
orang tua yang selalu memberikan wejangan kepada kita. Sehingga, keinginan
untuk melakukan perbuatan negatif ditunda. Ketika, kita dilanda kebaikan hal
yang terlintas pertama dalam benak kita adalah ini berkat orang tua kita yang
telah melakukan kebaikan kepada orang lain. Atau ketika kita melakukan
kebaikan, hal yang teringat di benak kita adalah bagaimana orang tua kita
mengajarkan untuk selalu berbuat baik terhadap lingkungan sekitar.
Namun, adakalanya kadang kita tergoda
melanggar sedikit segala wejangan dari orang tua hanya untuk menuntaskan rasa
penasaran. Hal yang kita yakini bahwa orang tua kita tidak akan melihat
perbuatan yang kita lakukan. Tetapi, nyatanya ketika kita telah mengerjakan
perbuatan jelek tersebut kita merasa bersalah dengan orang tua, padahal mereka
tidak melihat kita. Akhirnya yang bisa kita lakukan menyesali perbuatan kita
dan mengaku kepada orang tua serta meminta maaf kepada mereka.
Orang tua kita mungkin tidak berada di
radius yang bisa kita jangkau, tapi kehadiran mereka bisa kita rasakan. Begitu
juga dengan Tuhan, kita sama sekali tidak bisa melihat dia, tapi kita merasa dia
selalu hadir menemani kita.
Bagaimana cara pembuktiannya? Sederhana
saja untuk membuktikan kehadiran tuhan di sekeliling kita. Ketika kita
melakukan kewajiban yang diperintahkannya. Bukannya kita bisa dengan gampang
meninggalkannya, tapi ternyata kita tetap melaksanakannya. Kenapa? Alasannya
karena kita takut, tuhan membalas hal jelek ketika kita tidak menjalankan
kewajiban yang diperintahkannya.
Kadangkala kita tergoda untuk tidak
menjalankan kewajiban yang diperintahkannya, namun ketika kita melakukannya kita
tetap menyadari kelalaian yang telah dilakukan dan berusaha untuk
memperbaikinya di masa yang akan datang. Kehadiran tuhan juga bisa dirasakan
dengan melihat kita dibebaskan untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan
selama masih sesuai dengan batasan-batasan yang telah diberikannya melalui
al-qur’an dan hadist. Ya Tuhan menemani dan menjaga kita melalui 2 perkara
tersebut, sama halnya dengan orang tua kita yang menemani dan menjaga kita
melalui wejangannya.
Masih jugakah kita mempertanyakan kehadiran
tuhan? Telah tampak bukti nyata kehadirannya. Kita melakukan kegiatan
sehari-hari, merasakan namanya cinta, mencintai, membenci, tersenyum, dan
lainnya berkat anugrahnya yang memberikan kita otak yang berpikir, perasaan,
dan keyakinan terhadapnya.
Kehadiran tuhan membebaskan kita untuk
melakukan segala hal yang kita dan tuhan yakini terbaik untuk diri kita. Tetapi
kita secara tidak sadar kita diberi batasan untuk mengetahui segala hal. Lihat
disekeliling kita, apakah kita mengetahui hal yang sama dengan adik, sahabat,
teman kita? Jawabnya tentu tidak. Jika kita mengetahui hal yang sama tentu
tidak akan terjadi diskusi yang hangat, perdebatan yang menyenangkan serta
menjengkelkan. Bisa dilihat begitu indahnya tuhan mengatur perbedaan kita.
Kehadiran tuhan membuat kita merasa hidup
dan mengerti ada tujuan yang ingin kita tuju di dunia ini melalui
kebaikan-kebaikan dan kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan. Begitu juga
kehadiran orang tua membuat kita mengerti tujuan kita dan selalu merindukan
namanya rumah. Sedangkan kehadiran tuhan membuat kita mengerti bahwa akan
selalu ada rumah yang menampung kita di dunia ini.
RN