Sept, 5th 2014
09.02
A.M
With Meong |
Dear
World,
Sekarang
aku ingin menceritakan seseorang yang paling normal di lingkaran terdekatku. Dia
seseorang perempuan yang hidup di jalur yang benar. Seseorang yang mengerti
perkembangan fashion. Seseorang yang mengerti tujuan hidupnya di masa depan.
Sehingga ketika menyelesaikan kuliahnya dia bekerja yang bisa mendekatkannya ke
tujuan masa depannya. Seseorang yang tidak menganut paham “isme” tertentu.
Seseorang yang mampu membuatku melihat bahwa diriku tidak selamanya terjebak di
tengah-tengah orang terdekatku yang ambisius mengejar masa depannya.
Siapakah
perempuan itu?
Perempuan
itu adalah sahabatku sejak 9 tahun yang lalu. Ya kita mulai menjalin pertemanan
sejak kelas 1 SMA di tahun 2005. Tetapi, waktu itu kita belum dekat karena bagi
saya dia itu dulu aneh “aneh dengan gayanya yang sedikit centil” dan mungkin
bagi dia saya juga orang yang aneh. Dulu di awal kita berteman sebatas teman
sekelas. Kemudian kita mulai “sedikit” dekat karena kita sempat tinggal di satu
komplek perumahan dan sering berangkat sekolah bersama serta semakin dekat
ketika kita membahas buku-buku bacaan. Sejak itu aku kira persabahatan kita
dimulai.
Kenapa
aku bilang dia adalah orang yang paling normal dan tidak menganut paham “isme” tertentu di lingkaran terdekatku?
Aku mempunyai beberapa orang terdekat. Sejauh aku mengenal mereka yang aku
pelajari mereka orang-orang yang memiliki tujuan sangat jelas tentang karir
masa depannya. Untuk mencapai tujuannya mereka benar-benar memperjuangkannya.
Mereka adalah orang yang memiliki ambisi tinggi untuk mengejarnya. Mereka
membaca lebih banyak dari siapapun. Mereka yang mengenalkanku dengan free thinker serta aliran kiri yang
lebih mengarah ke komunisme. Mereka membiarkanku untuk mengejar semua ambisiku
dan menyodorkan buku-buku bacaan yang berkualitas, tetapi mereka juga yang
mengontrolku. Mereka adalah orang-orang yang mampu membuatku berdiskusi
mengenai apapun selama berjam-jam lamanya ditemani dengan kopi.
Berbeda
halnya ketika aku menghabiskan waktu dengan sahabatku ini. Aku merasa seperti
perempuan lainnya yang membicarakan hal-hal sederhana seperti bergosip. Kita
sering menghabiskan waktu duduk-duduk di balkon kosan, sambil bercerita tentang
keinginan berkunjung ke Paris. Kita sering tertawa lepas mengingat
kekonyolan-kekonyolan yang telah dilakukan waktu SMA. Sering juga saya menjebak
dia untuk berjalan kaki sampai kehabisan tenaga. Ketika itu terjadi dia hanya
marah-marah dan menggerutu sepanjang jalan.
Hal-hal
sederhana serta kekonyolan-kekonyolan yang telah dilakukan membuat kita saling
mengenal dengan baik. Kita mengetahui ekspresi masing-masing ketika marah,
gembira, sedih, malu, lapar dan ekspresi-ekspresi tersimpan lainnya. Bukankah
menyenangkan ada seseorang yang benar-benar mengenal kita. Kita bebas saling
curhat mengenai berbagai hal.
Hal
paling menyenangkan yang bebas kita lakukan adalah wisata kuliner. Setiap sudut
di kota itu, telah kita jelajahi untuk menikmati kuliner khas daerah tersebut.
Kita sering melakukan hal konyol ketika menikmati makanan tersebut. Jika
makanan itu enak, kita tidak segan-segan minta tambah atau mencicipi makanan
lainnya. Ada satu kejadian lucu di malam minggu yang kesekian kita pergi ke
sebuah tempat makan. Awalnya kita telah memesan masing-masing 1 porsi ice
cream, 1 gelas ice lemon tea, 1 porsi spaghetti. Kita melahapnya dengan nikmat
sekali semua makanan tersebut. Ternyata perut berkata lain, makanan yang telah
kita pesan tidak mampu memenuhi kebutuhan perut kita. Ya sudah kita memesan
lagi ke pemilik tempat makanan tersebut dan pemiliknya itu hanya geleng-geleng
kepala dengan terkejutnya. Kemungkinan besar dia geleng-geleng kepala adalah
takjub dengan porsi makan kita yang banyak atau kita memesan lagi tanpa peduli
dengan keramaian orang lain. Begitu juga ketika melakukan wisata kuliner di
tempat lain, kita tidak pernah segan untuk memesan lebih jika memang makanan
itu enak dan sesuai dengan kebutuhan perut.
Entah
ini sebuah kutukan atau kemalangan bagiku dan sahabatku, selama kuliah dan
tinggal bersama kita tidak memiliki pasangan. Sehingga, sudah bisa dipastikan
setiap malam minggu kita selalu bersama sekedar untuk duduk di balkon rumah
atau mengunjungi tempat-tempat nongkrong di kota itu. Kita sebagai pengamat dan
penikmat pasangan-pasangan yang sedang bermesraan. Setelah mengamati dan
melihat hal-hal ganjil yang terjadi pada pasangan-pasangan itu kita hanya akan
tertawa konyol dan geli. Indahkan malam minggu yang kita habiskan.
Sampai
kita saling mengutuk satu sama lain. Kutukan-kutukan itu benar-benar
menyenangkan karena itu menunjukkan kekonyolan-kenyolan yang telah kita
lakukan. Selain itu, kita juga sering mengerjai teman-temanku yang sering
bermain ke tempat tinggal kita, akhirnya teman-temanku menjadi teman-teman
sahabatku.
Banyak
sekali hal-hal senang, konyol, terlantar, dan hal lain yang telah kita lakukan.
Cerita yang kutuliskan ini menjadi pengantar dan pengingat pesan yang ingin
kusampaikan ke dia di hari ulang tahunnya ini.
Selamat
Ulang Tahun yang ke-24 sahabatku Shenna Miranda.
Aku
ingat terakhir kita bertemu adalah Bulan Oktober 2013. Kita telah sama-sama
menyelesaikan study. Kehidupan kita
benar-benar berubah dibandingkan waktu kuliah dulu. Sekarang pembicaraan kita
tidak hanya untuk hal-hal yang konyol lagi, sekarang kita sering membicarakan
hal-hal yang serius seperti pernikahan dan karir masa depan. Kita juga
mengalami dinamika dalam persahabatan akhir-akhir ini. Berbeda pandangan serta
jarak sering membuat kita salah paham memahami maksud pembicaraan yang telah
dilakukan.
Hal
tersebut tidak masalah, kita tetap seperti dahulu. Memarahi jika salah satu
berbuat salah, menasehati jika salah satu sibuk memikirkan pencapaian dirinya
sendiri, serta saling memotivasi ketika ingin meraih impian yang belum
tercapai. Kamu tetap menjadi tong sampahku yang paling berharga.
Aku
ingat ketika akhir-akhir ini kamu begitu menggebu-gebu membicarakan mengenai
masa depanmu dengan pasanganmu. Kamu juga selalu menasehatiku untuk mulai
serius memikirkan masa depan yang dirindukan oleh orangtuaku. Kamu juga
memberikan pandangan-pandangan sederhana mengenai pencapaian karir, serta
pernikahan. Well, kamu sangat
memahamiku sejak dulu mengenai keambisiusanku mengenai karir dibandingkan
memikirkan pernikahan. Tetapi, kamu berhasil mengontrolku untuk memikirkan
pernikahan dengan menceritakan rencana-rencana yang telah kamu lakukan untuk
menghadapi pernikahan.
Aku
tidak menyangka ternyata kita mendewasa secara cepat. Ingat 1,5 tahun yang lalu
kita masih konyol-konyol menghadapi kehidupan tanpa memikirkan hal-hal berat.
Tetapi, sekarang kita telah benar-benar serius menghadapi kehidupan di masa
dewasa. Selamat datang kehidupan masa dewasa kita, tetapi jangan pernah kita melupakan
masa-masa konyol.
Sekali lagi selamat ulang tahun
sahabatku.
Semoga impian besarmu tahun 2016 bisa
direalisasikan “tidak peduli siapapun yang lebih dahulu merealisasikan hal
tersebut, yang penting kita saling mendo’akan yang terbaik”
Ingat selalu keinginan kita untuk
merealisasikan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Tetap
selalu menjadi sahabat terbaikku Shenna Miranda.
Sampai
jumpa di Januari 2015.
Thanks world
:D
RN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar