February, 11st 2014
09.04
PM
Menjadi Pengajar
Muda itu harus merelakan waktunya selama 1 tahun 2 bulan bersama orang lain
dalam sebuah kelompok. Kelompok yang benar-benar harus bergerak bersama dalam
sebuah ikatan keluarga. Keluarga yang akan berbagi masalah kehidupan yang di
dalamnya tidak ada orang tua yang mengatur kita, tetapi saudara seumuran yang
dengan caranya masing-masing mengatur setiap individu yang berada di dalam
keluarga tersebut.
Hal tersebut
merupakan sesuatu hal baru bagi saya. Saya tidak terbiasa berada dalam kelompok
yang seumuran dengan saya. Kelompok yang harus saya anggap keluarga baru yang
setiap individu di dalamnya memiliki karakter yang berbeda, yang merupakan
pemimpin bagi dirinya sendiri. Coba bayangkan seseorang yang biasanya memimpin
dirinya sendiri sekarang harus merelakan hidupnya berbagi pimpinan dengan
keluarga barunya.
Berapa banyak
terjadi pergolakan ego dan batin ketika pemimpin dipimpin oleh banyak orang
dalam suatu keluarga. Pemimpin ini menolak untuk dipimpin oleh banyak orang.
Tetapi, hal itu bisa dilakukannya, dia harus mengikuti peraturan keluarga
barunya. Dia harus mau dipimpin oleh banyak orang dalam keluarga barunya.
Disini, sang pemimpin sedikit demi sedikit mencoba mengurangi egonya, berusaha
membuka diri untuk keluarga barunya dengan penuh kehangatan.
Ternyata
pemimpin tersebut susah sekali untuk membuka diri dan berbagi kehidupan dengan
keluarga barunya. Ada pergolakan batin lagi dalam jiwa si pemimpin. Kenapa
pemimpin ini harus berbagi kehidupan dengan keluarga barunya, jika itu bukanlah
sesuatu hal yang penting. Pemimpin mencoba tidak terlalu menerima kehangatan
keluarga barunya, dia mencoba menjaga sikap dan menutup hatinya bagi keluarga
barunya.
Pemimpin
tersebut ternyata merasa tidak nyaman juga melakukan sendiri semua. Pemimpin
ini mencoba merefleksikan dirinya dalam keluarga tersebut. Akhirnya pemimpin
ini menemukan jawabannya, “Ini adalah impian saya sejak dahulu, sekarang ketika
impian saya terwujud, saya harus melebur
dengan hangat ke dalam lingkungan keluarga baru ini”.
Keinginan
tersebut dirasa oleh pemimpin tersebut. Lagi dia mencoba membuka hatinya untuk
berbagi dengan orang lain. Pemimpin tersebut mencoba memperluas zona nyaman
yang dimiliki oleh pribadinya. Walaupun hal itu dirasa susah oleh pemimpin
tersebut, tetapi dia tetap mau belajar terus setiap hari. Dia belajar menerima
orang lain dengan semua kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Dia mulai
mengajak mengobrol beberapa keluarga barunya agar bisa melebur dalam keluarga
barunya tersebut.
Mengapa pemimpin
tersebut mau bersusah payah membuka hatinya untuk keluarga barunya? Ternyata
pemimpin tersebut bekerja di ranah yang diimpikan olehnya sejak zaman kuliah
dulu dan ranah kerjanya juga diimpikan oleh ribuan pemuda di negeri ini.
Sekarang pemimpin tersebut masih terus belajar untuk menerima orang lain dalam
kehidupannya. Walaupun pemimpin tersebut mempunyai banyak teman dari berbagai
kalangan, tetapi dia tidak bisa untuk menerima orang-orang tersebut dalam kehidupannya.
Hanya beberapa orang yang bisa memasuki kehidupan pemimpin tersebut.
Sekarang
pemimpin tersebut membiasakan dirinya untuk diatur dan mengatur pribadi-pribadi
yang ada di dalam kelompoknya. Pemimpin tersebut berbagi senyum, lelah, kerja,
pemikiran, dan semua hal dengan keluarga barunya. Hal ini merupakan suatu
kemajuan yang cukup bagus yang dirasakan oleh pemimpin tersebut. Pemimpin ini
merelakan hidupnya bergabung dengan sesama pemimpin yang berusia sama yang
minim pengalaman.
Pemimpin ini
diajarkan untuk mandiri beradaptasi dengan keluarga barunya ini. Pemimpin ini
tidak bisa memaksakan kehendaknya lagi. Pemimpin ini benar-benar belajar keras,
karena dia tidak ingin mengecewakan keluarga barunya. Pemimpin ini selalu
meminta saran kepada beberapa orang yang mulai dipercayai di keluarga barunya
tersebut.
Benar-benar
perubahan luar biasa yang dialami oleh pemipin tersebut. Ternyata ranah
pekerjaan yang diimpikannya sebagai Pengajar Muda memberikannya banyak hal baru
bagi kehidupannya. Disini pemimpin tersebut yang notabenenya adalah sebagai
pengajar ternyata dia yang banyak belajar disini. Banyak hal sederhana yang
ditemuinya disini yang tidak pernah diperhatikan oleh pemimpin tersebut. Semoga
semakin banyak hal-hal yang baru yang ditemui oleh pemimpin ini selama masa
penugasannya. Sehingga, pemimpin ini menjadi lebih baik setiap harinya.
Catatan ini
merupakan refleksi diri sang Pengajar Muda sebagai pemimpin bagi dirinya
sendirinya. Catatan ini dibuatnya di hari ke-104 menjadi seorang Pengajar Muda.
Pelajaran kehidupan tentang zona nyaman dan berbagi hati menerima orang lain yang
menjadi perhatian khusus bagi pemimpin ini.
RN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar