April, 3rd 2014
08.05
AM
Usup
salah satu siswa favoritku. Kenapa? Dia menjadi favorit karena anaknya
membebaskan semua pikiran dirinya. Dia anak yang selalu think out of the box. Dia selalu mempunyai cara untuk menyelesaikan
suatu kerjaan secara efisien dan selalu berpikiran kalau bisa dilakukan dengan
cepat dan mudah, kenapa harus menyelesaikan secara rumit.
Saya
teringat pertama kali benar-benar “melihat”
Usup adalah ketika dia selalu hadir di kelas latihan Olimpiade Sains Kuark.
Usup ikut dengan teman-temannya, walaupun dia buka peserta olimpiade tersebut.
Minat belajarnya sangat tinggi, hal ini bisa dilihat dari sorot matanya yang
selalu ingin tahu. Akhirnya setelah beberapa kali pertemuan dan melihat
potensinya, saya menawarkan dia untuk ikut Olimpiade Sains Kuark. Dia langsung
mengiyakan permintaan tersebut. Beruntung sekali Usup masih bisa mendaftar di
menit terakhir Olimpiade Sains Kuark. Ternyata semangat belajarnya yang tinggi
dalam menghadapi Olimpiade Sains Kuark tidak sia-sia.
Usup berhasil melaju ke
babak semifinal olimpiade itu. Dia sekarang bersama teman-temannya wakil
sekolah sedang menunggu pengumuman olimpiade tanggal 19 Mei 2014. Cita-cita
Usup sekarang adalah bisa melaju ke babak final Olimpiade Sains Kuark.
Pangeran Wijaya
Pada
suatu hari hiduplah seorang Pangeran Wijaya, ia ramah, baik hati, dan penolong.
Pada suatu hari, ia berjalan dan melihat seseorang yang duduk sendiri. Pangeran
Wijaya mendekati orang itu dan berkata, “wahai bapak mengapa wajahmu lesu
begitu?”, bapak itu berkata, “ saya tidak punya uang dan belum makan.” Pangeran
Wijaya “oh begitu, ini saya punya uang buat bapak membeli makanan.”, “terima
kasih nak”, kata bapaknya.
Pangeran
Wijaya melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ia mendengat suara orang yang meminta
tolong. Ia mendengar suara orang yang meminta tolong. Ia berjalan mencari
darimana asal suara itu. Ternyata ada wanita yang ingin dirampok dan ia
langsung menolong orang itu. Tak lama kemudian perampok itu kalah dan meminta
maaf kepada Pangeran Wijaya. Wanita itu berterima kasih kepada Pangeran Wijaya.
Keesokannya
pangeran ditugaskan oleh raja untuk menemaninya berburu. Pangeran Wijaya mengiyakan
ajakan sang raja. Ketika sampai di hutan, raja melihat seekor rusa. Raja pun
langsung mengambil busur untuk memanah rusa itu. Ketika raja melepaskan
busurnya, rusa tersebut terkena dan langsung lemah tak berdaya. Raja pun
kembali dengan gembira.
Ketika
sampai di istana raja membagi dua rusa tersebut untuk membaginya kepada
pangeran. Raja mengucapkan terima kasih kepada pangeran karena telah
menemaninya berburu rusa.
By
: M. Usup Nasrun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar