April, 3rd 2014
09.41
AM
Isa
salah satu murid yang manis dengan kejutan-kejutannya. Ketika pertama kali
bertemu dia langsung menghadiahi sebuah gambar di meja kerja saya. Selanjutnya Isa
dengan senyum manisnya selalu mengikuti saya pergi ketika di sekolah maupun
diluar sekolah.
Dia
murid yang unik, awalnya dia sangat pemalu. Tetapi setelah didorong akhirnya
dia mau berbicara di depan kelas. Kemudian dia senang bertanya dan mengajak
ngobrol saya. Wah saya seperti menemukan teman yang polos dalam diri Isa.
Isa
bercita-cita menjadi seorang pemain bulutangkis seperti Susi Susanti idolanya. Setiap
sabtu malam, dia mengajak saya untuk ikut latihan bulu tangkis di GOR
Bulutangkis desa. Isa pernah bercerita kalau dia pernah kalah dalam
pertandingan bulutangkis tingkat SD se-kecamatan, tetapi kekalahannya tidak
membuatnya patah semangat. Isa semakin rajin berlatih bulu tangkis untuk memperbaiki
kemampuan dirinya. Saya berdo’a semoga di masa depan kelak Isa menjadi seorang
pemain bulu tangkis yang hebat.
Ada
satu pengalaman menarik saya bersama Isa. Suatu sore ketika pulang les Isa
mengajak main perahu menggunakan kuali besar. Dia dan teman-temannya menyuruh
saya naik kuali tersebut. Tentu saya tidak berani, karena badan saya tidak
sekecil mereka. Akhirnya Isa dan teman-temannya berkata, “kata ibu kita harus
berani walaupun nanti gagal atau jatuh. Ibu mengajarkan kami untuk selalu berani,
tetapi sekarang kenapa ibu tidak berani sebelum mencoba?”
Kata-kata
tersebut benar-benar menohok saya sebagai seorang guru mereka. Akhirnya dengan
segala kepasrahan saya mencoba bermain perahu menggunakan kuali tersebut. Mereka
benar-benar menjaga saya ketika naik kuali itu dan mengajarkan untuk
menyeimbangkan badan di atas kuali itu. Awalnya saya sempat berhasil mendayung
sedikit sampai akhirnya air masuk ke dalam kuali karena badan saya tidak
seimbang.
Anak-anak
hanya bertepuk tangan sambil memberikan semangat, “tidak apa-apa ibu, yang
penting ibu telah berhasil mengalahkan ketakutan ibu. Nanti kita coba lagi buk.”
What a wonderful world from them.
Nenek
dan Cucu yang Baik Hati
Pada
suatu hari ada seorang nenek-nenek berjalan kaki dan terbungkuk-bungkuk membawa
tongkat. Ada anak orang kaya, ia bertanya kepada nenek itu, “nek ngapain
disini? Disini kan tidak ada orang.” Nenek itu berkata, “iya cu disini emang
tidak ada orang, saya kabur dari rumah.” Anak itu sedih dan ia menangis
mendengar cerita nenek tersebut.
Kemudian
nenek tersebut bertanya, “mengapa menangis cu?”, anak tersebut berkata, “saya
sedih nek. Mengapa nenek kabur dari rumah?”
“saya
di fitnah oleh mertua perempuan, saya dituduh membawa emasnya, padahal nenek
tidak ada mengambil emas itu.”
“oh
begitu nek, saya sangat terharu sekali dengan nenek. Saya sangat bangga kepada
nenek. Saya ingin tinggal sama nenek. Ikut saya ya nek ke rumah. Rumah saya
dekat dari sini. Mama saya baik ko’ nek, pasti nenek dibolehin tinggal di
rumah. Papa saya lagi ke luar negeri. Tinggal sama saya ya nek. Saya senang
punya nenek, papa, dan mama. Ayo kita pulang ke rumah nek.”
Nenek
berkata, “ baik cu, ayo kita ke rumah cucu.” Anak tersebut sangat senang
sekali.
Sesampai
di rumah anak tersebut, nenek berkata, “ ternyata rumah cucu bagus.
Bersyukurlah kepada Allah karena mempunyai mama dan papa yang baik. Ibu dan
ayah nenek sudah meninggal, kamu bersyukur ya cu.”
Ibu
anak tersebut datang. Tok tok tok, “assalamualaikum”
Anak
dan nenek menjawab, “waalaikumsalam.”
Anak
berteriak. “mama sudah pulang. Disini ada nenek mama. Mau ya nek tinggal
disini? Saya mohon mama.”
Mamanya
berkata, “baiklah kalau itu maumu.”
Nenek
berkata, “terima kasih ya. Mama dan anak akrab sekali. Saya seperti di rumah
sendiri. Saya mempunyai keluarga baru dan keharmonisan itu keluarga yang baik.”
Tiba-tiba
ayah anak itu datang dan mengetuk pintu. Anak pun berteriak, “ayah sudah
pulang. Aku punya nenek baru. Boleh yah nenek tinggal disini?”
Ayah
berkata, ‘baiklah kalau itu maumu.’
Anak
meloncat-loncat gembira, “hore nenek tinggal disini, terima kasih ya Allah
engkau sudah memberi tempat tinggalnya dan keluarga baru.”
By
: Aisyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar