Translate

Senin, 01 April 2013

Saat Diam, Cinta Masih Bisa Berkomunikasi

June, 1st 2012
01.36 PM

Keep silence please! Saat kita berada dalam lingkungan formal atau informal pasti sering mendengar kata-kata itu. Apalagi saat melakukan diskusi untuk mengeluarkan kata-kata tersebut sungguh membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan setiap pribadi susah untuk disuruh diam. Semua ingin terlihat dengan kemampuan mengeluarkan suara. Coba saja lihat sidang DPR tanggal 30 Maret 2012 lalu saat rapat kenaikan harga BBM. Ketua sidang mulai tersulut emosinya menghadapi anggota sidang yang berlomba-lomba ingin menyuarakan pendapatnya, tanpa peduli dengan aturan sidang. Lalu apa yang terjadi, bisa kita saksikan sidang menjadi kacau, waktu penetapan keputusan terundur dan hal ini mengakibatkan sidang terpaksa diperpanjang.

Itu merupakan salah satu contoh yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Apa susahnya untuk diam? Pepatah aja bilang “diam adalah emas”. Diam itu jauh lebih bermakna daripada mengeluarkan suara yang tidak ada manfaatnya yang lebih banyak juntrungan dan mudaratnya. Diam belum tentu memperlihatkan kita seorang yang bodoh. Dalam diam tercantum berbagai ide yang sangat luar biasa. Dengan diam kita bisa menghargai orang lain, dengan diam perselisihan tidak akan terjadi, dengan diam kita lebih bisa mengatur kehidupan, dan dengan diam perasaan akan menjadi lebih sensitif.

Diam disini maksud saya bukan diam seperti orang bisu, tetapi diam untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik, diam sesuai dengan tempat yang dibutuhkan. Dengan diam kita lebih bisa mencurahkan apa yang kita rasakan terhadap orang yang kita sayangi. Seperti contoh sederhana aku dengan orang tuaku “aku bukanlah orang banyak berbicara, kecuali dengan orang benar-benar memahamiku. Walaupun aku mempunyai banyak teman darimanapun, tetapi hanya dengan hitungan jari kanan orang yang benar-benar bisa ku ajak bicara dari hati ke hati. Begitu susahnya diriku menemukan kenyamanan dengan orang lain.

Tetapi, orangtuaku tanpa aku bicara banyak mereka mengerti aku, tanpa perlu bertanya banyak, tanpa perlu menasehati panjang lebar. Cukup dengan satu kalimat nasehat itu bisa membuatku mengerti apa yang boleh dan tidak boleh ku lakukan. Begitulah aku menjalani kehidupan, aku diberi kebebasan menjalani kehidupan yang ku mau, dengan hanya dibatasi oleh beberapa kalimat untuk menjaga diriku. Tanpa telpon yang tiap hari, tanpa percakapan yang banyak. Tetapi, dari situ aku banyak mendapat pelajaran diam bukanlah sesuatu yang buruk. Tetapi diam mampu mengalirkan cinta kepada orang-orang yang benar-benar kusayangi.

Aku sangat terikat dengan kebiasaan papaku mengantar dan menjemputku saat pergi dan pulang darimana saja. Saat menunggu mobil di bawah rintik hujan kami hanya diam tanpa bicara, tetapi dari sana aku tahu dalam diam kami telah berbicara banyak dari hati. Salah satu yang bisa aku tulis dari percakapan diam itu “kalau orang lain bisa, kenapa kamu tidak bisa!”. Itulah yang membuat ku optimis dalam menjalani kehidupan. Selain contoh kecil di atas orang tuaku bukanlah orang bisa mencurahkan kasih sayangnya lewat ucapan begitu juga dengan diriku, mereka lebih suka dengan perbuatan. Seperti saat malam tiba orang tuaku sering pergi ke kamar mengusir nyamuk-nyamuk yang menyerang kami, sambil menyelimuti kami dan mengusap kepala kami.

Selain itu, selalu mengantar kemanapun diriku tanpa banyak pertanyaan. Mama dengan diamnya menyediakan makanan yang lezat-lezat bagi kami. Bagi orang tua ku yang lebih penting itu tindakan bukan ucapan, begitu juga dalam memberi dukungan kepada diriku, mereka mencontohkan lewat tindakan. Jika aku memperlakukan orang dengan baik, maka sebelumnya aku belajar dari orang tuaku. Cara aku mencintai orang juga belajar dari bagaimana cara orang tuaku mencintai diriku, adek-adekku, dan orang lain. Aku tidak bisa menggambarkan bagaimana rasa cinta orang tuaku kepada diriku.

Walau orang tuaku diam mereka tahu apa yang aku lakukan di luar, walau orang tuaku tidak mengekangku mereka tahu aku bebas di luar. Mereka tahu dengan kebiasaan jelekku yang sering keluar malam. Tetapi, mereka tetap memberi kepercayaan kepadaku tanpa mengintograsiku karena meraka yakin dengan kalimat-kalimat nasehat yang telah mereka berikan sambil bercanda. Saat yang paling mengharukan bukti cinta orang tua ku dalam diam adalah orang tua ku menangis saat aku akan menjalani operasi, tetapi aku dengan usaha yang sangat kuat berhasil tidak menangis di hadapan mereka. Karena kalau aku menangis pasti keadaan tambah runyam, orang tuaku pasti akan khawatir dengan kelancaran operasi yang aku lalui.”

Dari situ aku lagi-lagi percaya dengan kekuatan CINTA dalam DIAM. Dengan diam aku berhasil membuat orang tuaku menaruh kepercayaan yang besar kepadaku, dalam diam semua keadaan yang semulanya chaos menjadi terkendali. Jadi apa susahnya untuk keep silence dalam kehidupan? Diam mampu mengikat kita menjadi lebih kuat dan menghargai orang lain. Kita boleh bicara banyak tetapi bicara yang berkualitas bukan yang cuma omong kosong doang. Lebih baik diam dan orang lain mengerti daripada ribut dan orang lain akan memandang kita buruk. Jadi, kepada aku, kamu, kita jangan takut akan diam! Diam akan menumbuhkan cinta diantara kita untuk memahami orang lain.

                                                                                                                                                      RN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar