Translate

Senin, 01 April 2013

Cahaya Bulan

June, 4th 2012
05.53 AM

Bulan masih kokoh berdiri saat fajar menghampiri. Perlahan bulan tersebut menghilang karena dia merasa tugasnya di dunia malam ini telah selesai. Bulan tidak pernah mengutuk dirinya yang hanya menjalankan tugas saat kegelapan datang. Bulan memberikan sedikit cahaya untuk menyinari langit gelap, yang cahayanya dinikmati oleh aku, kamu, dan kita semua.

Aku, kamu, dan kita menikmati cahaya bulan dan pancaran cahayanya begitu romantis untuk dinikmati. Walaupun cahayanya hanya memberikan pancaran cahaya yang sedikit, namun disitulah letak keromantisan cahaya bulan. Cahaya bulan mampu memberikan semangat bagi jiwa-jiwa yang menyukai pancaran cahaya bulan. Cahaya bulan mampu memberikan ide bagi penulis-penulis yang menulis di bawah sinar cahaya bulan. Cahaya bulan mampu memberikan kekuatan cinta bagi jiwa-jiwa yang sedang menikmati perasaan cinta yang sedang tumbuh.

Bagiku cahaya bulan selalu bisa memberikan senyum dan perasaan yang tidak bisa diungkapkan saat menikmatinya. Cahaya bulan mampu mengalahkan ketakutanku terhadap hal-hal yang mustahil. Cahaya bulan mampu memberikan sebuah perasaan ketulusan serta damai yang kunikmati. Cahaya bulan mampu memberikan ide menulis serta semangat dalam menyambutnya pagi. Cahaya bulan mampu merekatkan hubunganku dengan teman-teman saat kami berkumpul di malam hari. Serta cahaya bulan mampu memberikan perasaan cinta dalam hati aku, kamu, dan kita.

Begitu pula aku, kamu, dan kita saat jenuh menghadapi persoalan kehidupan, cobalah berkaca pada bulan. Bulan tidak pernah mengeluh saat cahayanya hanya mampu memberikan sedikit percikan cahaya ke bumi. Bulan melakukan pekerjaannya dengan senang hati. Bahkan, bulan dengan ikhlas bekerja sama dengan ribuan bintang untuk menerangi bumi dan membuat langit menjadi sangat indah.

Kita seharusnya sebagai manusia yang diberi akal dan nafsu, yang bertugas sebagai khalifah di muka bumi, tidakkah seharusnya kita malu melihat bulan bekerja dengan ikhlas dan bekerja sama dengan ribuan bintang di langit. Seharusnya kita harus mampu lebih dari itu, menjalani hidup dengan ikhlas, jangan biarkan masalah kehidupan yang berat membuat kita tidak mampu bekerja sama dengan manusia-manusia lainnya. Jangan biarkan nafsu membuat kita saling menyakiti. Peliharalah cinta antar manusia seperti bulan yang memelihara cinta dengan bintang, langit, bumi, angin, awan, hewan, tumbuhan, air, manusia, serta apapun yang ada di muka bumi. Bulan tidak pernah memilih-milih siapa yang akan disinarinya. Semuanya mendapatkan percikan cahaya yang dimilikinya.

Tetapi kita, mengapa melakukan hal yang sangat berbeda? Coba ingat pepatah minang “Alam Takambang Jadi Guru”. Pepatah tersebut mengajarkan kita tidak hanya bisa belajar dari sesama manusia, tetapi ingatlah alam ini sangat luas. Kita bisa belajar dari alam. Alam memberikan berbagai contoh dalam menjalani kehidupan. Setiap kita pasti pernah melontarkan berbagai perkataan berdasarkan kejadian di alam. Jadi, kenapa kita tidak belajar dari alam. Alam mampu membuat kita menjadi bijaksana dalam berpikir. Kita meresapi, memaknai setiap peristiwa yang dialami di alam. seperti kita bicara tentang bulan.

Aku, kamu, kita diberi pikiran dan nafsu agar kita mampu berpikir dan menjalani kehidupan dengan tenang. Hidup ini sudah berat, kenapa kita masih mengeluh? Mengeluh membuat hidup semakin terasa berat. Nikmati saja peran yang bisa kita lakukan untuk kehidupan. Kita mempunyai tugas masing-masing sebagai khalifah di muka bumi. Seperti bulan yang memahami tugasnya dengan baik. Berkasih-kasihlah kita agar mampu menjaga keseimbangan bumi saat sinar bulan memancarkan cahayanya untuk menerangi bumi!

                                                                                                                                                      RN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar