Berdasarkan
hasil observasi saat penelitian, masyarakat Jawa transmigrasi di 3 desa yang
dijadikan sebagai tempat penelitian masih menganut adat Jawa yang kental.
Kehidupan sehari-hari masyarakatnya dilaksanakan berdasarkan adat dan kebiasaan
yang mempengaruhinya. Salah satu adat yang selalu mereka jaga adalah mengenai
sebuah acara perayaan. Acara perayaan tersebut mempengaruhi kehidupan mereka
dalam melakukan koordinasi dengan penduduk setempat dan tamu.
Acara perayaan dilakukan oleh
masyarakat Jawa secara besar-besaran. Walaupun acara tersebut hanya wirid yasin
yang dilakukan satu minggu sekali. Acara wirid yasin merupakan hal yang tidak
bisa dilepaskan dari agama Islam dan masyarakat Jawa di daerah ini. Penduduknya
melakukan wirid yasin sekali seminggu, baik wirid yasin yang dilakukan oleh
kaum bapak-bapak maupun yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Yasinan yang mereka
lakukan tidak hanya mengaji, tetapi juga sebagai tempat berkumpul untuk
membahas permasalahan yang terjadi di anggota kelompok. Hal menarik yang bisa
dilihat dari acara yasinan ini, yaitu cara masyarakat Jawa memuliakan tamu.
Masyarakat Jawa terkenal ramah tamah dan sangat
memuliakan tamu. Hal ini dapat dilihat dari acara yasinan. Tuan rumah menyediakan
makanan serta aneka jajanan bagi anggota yasinan. Makanan dan aneka jajanan ini tidak
hanya dibagikan untuk anggota yasinan, tetapi juga tetangga. Ternyata kebiasaan
ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya dalam memuliakan tamu dan
melakukan pertemuan formal di pemerintahan maupun pertemuan informal kelompok
tani.
Masyarakat Jawa di daerah ini bermata pencaharian sebagai
petani kelapa sawit plasma maupun swadaya. Mereka tergabung dalam
kelompok-kelompok tani kelapa sawit swadaya, dan kelompok tani ini tergabung
dalam Asosiasi Amanah dalam rangka kegiatan Sertifikasi RSPO Kelapa Sawit
Petani Swadaya. Mereka organisasi ini berdasarkan adat dan kebiasaan yang
dianut. Untuk membahas permasalahan yang dialami oleh kelompok tani, mereka
melakukan pertemuan rutin satu kali dalam sebulan.
Pertemuan ini dilakukan saat para petani ini menerima
gaji dari hasil usahatani kelapa sawit. Mereka bermusyawarah dalam
menyelesaikan permasalahan kelompok. Tuan rumah yang dijadikan tempat berkumpul
petani menyediakan aneka jajanan demi menghargai tamu. Walaupun tamu itu adalah
anggota kelompok tani. Hal ini merupakan cerminan kebiasaan mereka saat
melakukan wirid yasin.
Selain hal tersebut diaplikasikan
pada kelompok tani, penduduknya juga melakukan hal yang sama untuk tamu dari
luar daerah yang melakukan kunjungan ke kelompok tani. Mereka melakukan
berbagai diskusi untuk memecahkan masalah sambil menghormati tamu dengan
memberikan pelayanan terbaik untuk tamu. Saat hal ini ditanyakan kepada salah
seorang petani tentang hal ini, mereka membenarkan bahwa melayani tamu adalah
hal yang sangat terhormat. Melayani tamu merupakan suatu bentuk kebiasaan yang
harus dilakukan sebagai bagian dari kebudayaan Jawa untuk mengatur kehidupan
sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar