Translate

Rabu, 10 April 2013

Sistem Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kehidupan Masyarakat Desa Trimulya Jaya, Desa Bukit Jaya, dan Desa Air Emas



Berdasarkan hasil observasi saat penelitian, masyarakat Jawa transmigrasi di 3 desa yang dijadikan sebagai tempat penelitian masih menganut adat Jawa yang kental. Kehidupan sehari-hari masyarakatnya dilaksanakan berdasarkan adat dan kebiasaan yang mempengaruhinya. Salah satu adat yang selalu mereka jaga adalah mengenai sebuah acara perayaan. Acara perayaan tersebut mempengaruhi kehidupan mereka dalam melakukan koordinasi dengan penduduk setempat dan tamu.
            Acara perayaan dilakukan oleh masyarakat Jawa secara besar-besaran. Walaupun acara tersebut hanya wirid yasin yang dilakukan satu minggu sekali. Acara wirid yasin merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari agama Islam dan masyarakat Jawa di daerah ini. Penduduknya melakukan wirid yasin sekali seminggu, baik wirid yasin yang dilakukan oleh kaum bapak-bapak maupun yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Yasinan yang mereka lakukan tidak hanya mengaji, tetapi juga sebagai tempat berkumpul untuk membahas permasalahan yang terjadi di anggota kelompok. Hal menarik yang bisa dilihat dari acara yasinan ini, yaitu cara masyarakat Jawa memuliakan tamu.
            Masyarakat Jawa terkenal ramah tamah dan sangat memuliakan tamu. Hal ini dapat dilihat dari acara yasinan. Tuan rumah menyediakan makanan serta aneka  jajanan bagi anggota yasinan. Makanan dan aneka jajanan ini tidak hanya dibagikan untuk anggota yasinan, tetapi juga tetangga. Ternyata kebiasaan ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya dalam memuliakan tamu dan melakukan pertemuan formal di pemerintahan maupun pertemuan informal kelompok tani.
            Masyarakat Jawa di daerah ini bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit plasma maupun swadaya. Mereka tergabung dalam kelompok-kelompok tani kelapa sawit swadaya, dan kelompok tani ini tergabung dalam Asosiasi Amanah dalam rangka kegiatan Sertifikasi RSPO Kelapa Sawit Petani Swadaya. Mereka organisasi ini berdasarkan adat dan kebiasaan yang dianut. Untuk membahas permasalahan yang dialami oleh kelompok tani, mereka melakukan pertemuan rutin satu kali dalam sebulan.
            Pertemuan ini dilakukan saat para petani ini menerima gaji dari hasil usahatani kelapa sawit. Mereka bermusyawarah dalam menyelesaikan permasalahan kelompok. Tuan rumah yang dijadikan tempat berkumpul petani menyediakan aneka jajanan demi menghargai tamu. Walaupun tamu itu adalah anggota kelompok tani. Hal ini merupakan cerminan kebiasaan mereka saat melakukan wirid yasin.
            Selain hal tersebut diaplikasikan pada kelompok tani, penduduknya juga melakukan hal yang sama untuk tamu dari luar daerah yang melakukan kunjungan ke kelompok tani. Mereka melakukan berbagai diskusi untuk memecahkan masalah sambil menghormati tamu dengan memberikan pelayanan terbaik untuk tamu. Saat hal ini ditanyakan kepada salah seorang petani tentang hal ini, mereka membenarkan bahwa melayani tamu adalah hal yang sangat terhormat. Melayani tamu merupakan suatu bentuk kebiasaan yang harus dilakukan sebagai bagian dari kebudayaan Jawa untuk mengatur kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar